Acceleration Sensor

Udah lama nggak posting sesuatu yang berbau keilmuan, kali ini saya mau berbagi tentang acceleration sensor, tugas dari Pak Didik, salah satu dosen Transducer Technology saya 😀

Accelerometer adalah sebuah tranduser yang berfungsi untuk mengukur percepatan, mendeteksi dan mengukur getaran (vibrasi), ataupun untuk mengukur percepatan akibat gravitasi bumi (inklinasi). Sensor accelerometer mengukur percepatan akibat gerakan benda yang melekat padanya. Accelerometer dapat digunakan untuk mengukur getaran yang terjadi pada kendaraan, bangunan, mesin, instalasi pengamanan, dan juga bisa digunakan untuk mengukur getaran yang terjadi di dalam bumi, getaran mesin, jarak yang dinamis, dan kecepatan dengan ataupun tanpa pengaruh gravitasi bumi.

Accelerometers Micromachined hadir dalam perangkat elektronik portabel dan pengontrol video game, untuk mendeteksi posisi perangkat atau memberikan masukan/input pada permainan. Untuk aplikasi yang lebih lanjut, sensor ini banyak digunakan untuk keperluan navigasi. Pada accelerometer tersedia model tunggal dan model multi-sumbu untuk mendeteksi besar dan arah percepatan sebagai besaran vektor, dan dapat digunakan untuk mendeteksi orientasi, percepatan, dan getaran. Biasanya accelerator digunakan pada peralatan elektronik yang portable.

Tipe Accelerometer

1. Capacitive: lempengan metal pada sensor memproduksi sejumlah kapasitansi, perubahan kapasitansi akan mempengaruhi percepatan.

Capacitive

Gambar 1. Konsep Umum Accelerometer Kapasitif.

 Pada Gambar 1 terlihat bahwa ketika accelerometer bergerak ke kanan, massa yang ditandai dengan warna merah tertinggal dan mendorong logam berwarna biru lebih dekat satu sama lainnya, mengubah nilai kapasitansi sensor tersebut.

2. Piezoelectric: kristal piezoelectric yang terdapat pada accelerometer jenis ini mengeluarkan tegangan yang selanjutnya dikonversi menjadi percepatan. Muatan  listrik timbul pada permukaan keping kristal piezoelectric karena adanya tekanan yang bekerja pada permukaanya. Karena menggunakan konsep piezoelectric maka transduser ini digunakan bersama dengan “charge-amplifier”.

Gambar 2. Prinsip Dasar Piezoelectric Accelerometer

Gambar 2. Prinsip Dasar Piezoelectric Accelerometer

Pada Gambar 2 terlihat bahwa ketika accelerometer bergerak ke kanan, massa yang ditandai dengan warna merah menekan kristal piezoelektrik berwarna biru sehingga menghasilkan tegangan. Semakin besar akselerasi, semakin besar gaya tekan, dan semakin besar arus yang mengalir.

3. Piezoresistive: lempengan yang secara resistan akan berubah sesuai dengan perubahan percepatan.

4. Hall effect: percepatan yang dirubah menjadi sinyal elektrik dengan cara mengukur setiap perubahan pergerakan yang terjadi pada daerah yang terinduksi magnet.

5. Magnetoresistive: Perubahan percepatan diketahui berdasarkan resistivitas material karena adanya daerah yang terinduksi magnet.

Gambar 3. Magnetoresistive Accelerometer

Gambar 3. Magnetoresistive Accelerometer

6. Heat Transfer: percepatan dapat diketahui dari lokasi sebuah benda yang dipanaskan dan diukur ketika terjadi percepatan dengan sensor temperatur.

Gambar 4. Heat Transfer Accelerometer

Gambar 4. Heat Transfer Accelerometer

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemakaian transduser accelerometer adalah :

  • Bentuknya kompak,  ringan, frekuensi alamiahnya tinggi sekitar 20 kHz.
  • Daerah frekuensi pengukurannya adalah di bawah frekuensi alamiahnya.
  • Daerah frekuensi pengukuran dan dynamic-range yang lebar.
  • Pada  frekuensi rendah sinyal output  relatif kecil. Sebaliknya untuk frekuensi tinggi cenderung menghasilkan tegangan keluaran yang relatif besar.
  • Pengukuran yang sangat lebar (dari frekuensi rendah sampai frekuensi sangat tinggi).
  • Pada umumnya accelerometer memerlukan charge-amplifier tetapi  accelerometer tipe ICP (Integral Circuit Piezoelectric) tidak memerlukannya.
  • Pada frekuensi rendah respon accelerometer piezoelectric terbatas sampai 5 Hz.
  • Accelerometer tipe piezoresistive dapat mengukur sampai 0 Hz  (sinyal DC) tetapi sinyal tegangan listrik yang dihasilkan relatif rendah.

 

Sumber:

Febryanto, Leonardus Eric, et al. 2011. Sensor Accelerometer. Universitas Kristen Maranatha, Bandung

Winardi, Slamet. 2011. Pertemuan-6.-Pengendalian-Aktuator. http://slametwinardi.dosen.narotama.ac.id/files/2011/09/Pertemuan-6.-Pengendalian-Aktuator.pptx

Wiryadinata, Romi. 2009. Prinsip Kerja Sensor Accelerometer. http://wiryadinata.web.id/?p=22

Woodford, Chris. 2012. Accelerometers. http://www.explainthatstuff.com/accelerometers.html

Fraden, Jacob. 2004. Handbook of Modern Sensor: Physics, Designs, and Applications. New York: Springer-Verlag

Sugoi Tei 2nd Anniv: All You Can Eat!

Malam minggu terakhir di tahun 2012, saya putuskan untuk ikutan all you can eat di @sugoitei dalam rangka 2nd anniversary. Pesen dari seminggu sebelumnya, kami berlima (saya, @sunhyu, @fhieluv, @fayfayfaye, @AldestPislova) dapet jam kedua, jam 18.00-19.00, biayanya Rp 65.000,00. Baru pertama kali ke sugoitei, langsung ikut all you can eatnya. Kalo pas hari biasa, harga yang ditawarkan tidak sesuai dengan status mahasiswa-akhir-bulan saya :p

SugoiTei’s 2nd Anniversary

Di acara ini, menu yang disediakan banyak banget! Ada chicken katsu, tempura, chicken teriyaki (yang rasanya terlalu manis buat lidah saya), ramen, fresh salad (buah + sayur), gindara teriyaki, chicken hot babe, dan segala macem sushi! *lupa nggak fotoin, hehe XD* Makan part 1, ambil segala macem sushi roll *kecuali yg mentah :p* + katsu + teriyaki. Baru separo makan udah kenyang banget, padahal udah dibela-belain nggak makan siang demi mengosongkan perut :p. Makan part 2, semangkuk kecil ramen + melon. Kenyang bangeeet, sampe 2 jam setelah makan pun masih kekenyangan *ngeblog ini juga masih dalam kondisi kekenyangan :p

Makanannya enak-enak kok, khas Japanese food, hambar *selain chicken teriyaki yang manis banget + kuah ramen yang kata temen kayak semur asin* :p sayangnya, cuma dapet segelas ocha, kalo mau nambah minum kena charge 😦 *emang strategi bisnis sih ya, dengan makan sebanyak itu pasti haus, yang gak tahan nambah minum lagi deh :p. Sushinya jg banyak nasinya, kalau mau ambil banyak-banyak nggak mungkin muat perutnya, jadi ambil secukupnya *again, business strategy :p

@fhieluv w/ @sunhyu

@fhieluv w/ @sunhyu

me @sugoite's all you can eat event

me @sugoite’s all you can eat event

Kalo diliat-liat itu tumpukan di piring banyak juga yak :p *gak mau rugi, bayar 65k lho :p. Paling enak itu ikutan event makan-makan gini sama temen-temen yang nggak jaim kalo makan. Jadinya kita nggak jaim juga :p Boleh deh kapan-kapan nyobain event all you can eat kayak gini lagi. Overall, worth it lah 65k buat all you can eat yang tadi, apalagi kalau boleh nambah ocha! 😀

Review: The Hobbit: An Unexpected Journey

Akhirnya, hari ini bisa nonton juga setelah sekian lama nggak bisa main gegara jadwal kuliah yang padat merayap *tsaah

Film yang aku tonton hari ini adalah The Hobbit: An Unexpexted Journey. Film ini diangkat dari novel berjudul The Hobbit karya J.R.R Tolkien yang terbit sebelum trilogy Lord of The Ring. Film yang seharusnya ada sebelum LOTR ini berdurasi 2 jam 45 menit, durasi yang cukup lama untuk sebuah film yang bahkan masih bersambung.

The Hobbit: An Unexpected Journey

The Hobbit: An Unexpected Journey ini adalah seri pertama dari trilogi The Hobbit directed by Peter Jackson. Film kedua berjudul “The Hobbit: The Desolation of Smaug,” akan ditayangkan 13 Desember 2013 dan seri terakhirnya, “The Hobbit: There and Back Again,” akan ditayangkan 18 Juli 2014.

Seri pertama trilogi The Hobbit ini bercerita tentang seorang Hobbit, named Bilbo Baggins from Bag End, Shire, yang ikut berpetualang dengan sekelompok kurcaci dan seorang penyihir bernama Gandalf menuju Gunung Erebor, untuk merebut kembali kerajaan para kurcaci yang direbut oleh seekor naga api, Smaug, bertahun-tahun yang lalu. Bilbo, Gandalf, dan ketigabelas kurcaci yang dipimpin oleh Pangeran Kurcaci bernama Thorin Oakenshield ini menempuh perjalanan panjang menuju Erebor melalui daerah berbahaya, menantang, dan bertemu dengan Orcs, Trolls, Goblin, dan makhluk berbahaya lainnya. Di perjalanan, ketika diserang oleh Orcs, mereka ditolong oleh pasukan Peri. Di Rivendall, tempat tinggal para peri inilah peta rahasia menuju Erebor dipecahkan. Di terowongan goblin, Bilbo bertemu dengan Gollum, dan menemukan cincin yang akan berperan penting dalam cerita ini, juga pada trilogy LOTR.

Overall, film pertama ini cukup bagus. Peter Jackson bisa membangun film yang seharusnya muncul lebih dahulu sebelum LOTR ini sehingga terlihat nyata, sama halnya dengan LOTR, dengan pemeran yang sama dengan yang ada di LOTR, sehingga penonton tidak akan merasa aneh ketika menonton film ini.

Kekurangannya, well menurut saya, alur ceritanya sangat lambat.Mmemang, sinematografinya sangat bagus, sehingga terlihat sangat nyata, tetapi dengan alur yang lambat ini, penonton akan dibuat bosan. Selama hampir 3 jam untuk sebuah film yang berisi peperangan, walaupun dengan lawan dan setting yang berbeda, saya merasa bosan.

Tapi yah, film Peter Jackson ini menurut saya lebih “menyenangkan” dibandingkan dengan novelnya. *Apa karena pertama kali membaca The Hobbit saya masih kelas 1 SMP?* Apapun alasannya, it’s awesome! The Hobbit, trilogy LOTR, adalah beberapa film yang menurut saya lebih menarik dibandingkan dengan novel aslinya. So, this movie is just recommended!

You may be want to visit here:

Official Trailer

Official Website

IMDB review

 

Event I Love the Most: Bookfair!!

Di penghujung tahun ini, setelah beberes kamar yang mirip-mirip kapal pecah *:p* ternyata masih ada beberapa buku yang nangkring di rak tanpa sempat dibaca. Buku-buku itu hasil perburuan di di bookfair 😀

Tahun ini sudah mengunjungi 4 bookfair, dan kalap beli ini itu *mumpung diskon, hihi :p

Kalau dateng ke bookfair itu…

  1. nggak cukup sekaliii 😀 pertama dateng survei dulu, sekalian beli beli buku yang sudah diincer. kedua kalinya, muter-muter lagi, kali aja ada buku yang baru dateng 😀
  2. lebih enak sendirian, kalau sama temen, ajak temen yang bookworm juga, biar nggak rempong ngajakin pulang padahal kita masih belum puas hunting 😀
  3. bawa uang sesuai budget, biar nggak ludes uang tabungan :)) *ini yang terjadi waktu aku ke pesta malang sejuta buku, berhubung baru gajian, bawalah duit yang lumayan, dan menghabiskan separuh dari jatah bulanan buat belanja belanji buku *astaghfirullah, kalap* dan harus hidup prihatin sampai akhir bulan :p
  4. pakai outfit yang nyaman dan barang bawaan ringan, biar nggak ribet kalau lagi hunting 😀

 

dari Islamic Bookfair di Skodam, ke Pesta Malang Sejuta Buku di Gedung Kartini,  Gramedia Fair di hall Matos, sampai diskon akhir tahun Togamas, buku-buku yang dibeli adalaaaah:

  1. Drachenreiter  (Sang Penunggang Naga) — Cornelia Funke
  2. Tokyo — Mo Hayder
  3. Anak-Anak Langit — Terrence Cheng
  4. Eat, Pray, Love (edisi Bahasa Indonesia) — Elizabeth Gilbert
  5. Ways to Live Forever — Sally Nicholls
  6. The Ghost (Sang Penulis Bayangan) — Robert Harris
  7. The Art of War for Women — Chi-Ning Chu
  8. The Professor and The Madman — Simon Winchester
  9. The Eternity — Douglas Preston & Lincoln Child
  10. Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah — Tere Liye
  11. Bumi Manusia — Pramoedya Ananta Toer
  12. Honeymoon with My Brother — Franz Wisner

apa lagi ya? seingetku masih ada, tapi sudah dibaca dan sedang dipinjam, jadi lupa :))

Tahun ini beli buku lebih dari 10, tahun depan semoga diberi rejeki yang cukup biar bisa beli lebih banyak buku 😀

Classmates!

Classmates!

Double Degree Program, Engineering Faculty, Brawijaya University, Class of 2012

ini nih foto teman-teman sekelas saya di program double degree fakultas Teknik UB 😀

cuma 9 orang memang, dan saya cewek sendiri, huhu 😦

sekarang lagi sibuk-sibuknya kejar setoran 16 kali pertemuan + tugas-tugas yang menumpuk. semangat temans-temans, semoga jalan kita dilancarka kedepannya, aamiin 😀