1. Kelebihan Radio over Fiber
- Rugi-Rugi Rendah
Distribusi elektrik sinyal gelombang mikro dengan frekuensi tinggi dalam ruang bebas mengalami rugi-rugi akibat penyerapan dan pemantulan serta memiliki nilai impedansi saluran yang nilainya berbanding lurus dengan frekuensi, sehingga pengiriman sinyal radio frekuensi tinggi secara elektrik untuk jarak yang jauh membutuhkan peralatan regenerasi. Solusi alternatif untuk masalah ini adalah mendistribusikan sinyal baseband atau intermediate frequencies (IF) dari Switching center (SC) menuju base stations (BS). Sinyal tersebut kemudian dikonversi untuk memenuhi frekuensi gelombang mikro atau milimeter pada setiap BS, dikuatkan, kemudian diradiasikan. Sistem ini memiliki persyaratan khusus untuk penguat, repeater, equalizers, serta osilator lokal yang digunakan. Solusi alternatifnya adalah menggunakan serat optik, yang menawarkan rugi-rugi yang lebih rendah.
Salah satu jenis serat optik adalah single mode. Serat optik single mode yang terbuat dari kaca memiliki rugi-rugi di bawah 0.2 dB/km dan 0.5 dB/km pada panjang gelombang 1.5 μm dan 1.3 μ. Sedangkan serat optik yang terbuat dari polimer memiliki attenuasi yang lebih tinggi, antara 10-40 dB/km pada daerah panjang gelombang 500-1300 mm. Rugi-rugi ini lebih rendah daripada propagasi ruang bebas dan transmisi kabel tembaga untuk gelombang mikro frekuensi tinggi, sehingga jarak transmisi dapat dinaikkan dan mengurangi daya transmisi yang dibutuhkan
b. Bandwidth yang Lebar
Serat optik memiliki bandwidth yang lebih lebar dibandingkan media wireless. Saat ini bandwidth yang dapat disediakan oleh serat optik mencapai 1.6 THz.
c. Tahan Terhadap Interferensi Radio Frekuensi
Komunikasi serat optik memiliki imunitas terhadap interferensi elektromagnetik karena sinyal ditransmisikan dalam bentuk cahaya melalui serat optik, bukan dalam bentuk gelombang elektromagnetik.
d. Instalasi dan Perawatan yang Mudah
RoF menghilangkan kebutuhan akan osilator lokal dan peralatan lain pada remote stations (RS) karena peralatan modulasi dan switching disimpan di SC dan digunakan bersama oleh beberapa RS. Hal ini menyebabkan RS yang lebih ringan dan kecil, mengurangi biaya instalasi dan perawatan.
Kekurangan Radio over Fiber
RoF melibatkan modulasi analog dan deteksi cahaya yang merupakan dasar transmisi analog, sehingga noise dan distorsi yang terjadi pada komunikasi analog terjadi juga pada RoF (Ng’oma, 2005). Hal ini membatasi noise figure (NF) dan rentang dinamik jaringan RoF (Powell, 2002). Rentang dinamik ini penting untuk sistem komunikasi bergerak seperti GSM karena daya yang diterima pada base stations dari mobile unit berubah-ubah, sehingga dalam cell yang sama, daya RF yang diterima oleh mobile unit yang dekat dengan base station lebih tinggi dibandingkan yang diterima oleh mobile unit yang lebih jauh.
Sumber:
Fernando, Xavier. (2009). Radio over fiber-an optical technique for wireless access. IEEE Communications Society.
Fernando, Xavier dan Alagan Anpalagan. (2004). On the design of optical fiber based wireless access systems. IEEE Communication Society, Vol. 14, No. 2, pp. 3550-3555.
Mohd. Razali, Siti Harliza. (2007). Simulation of WCDMA radio over fiber technology. Universiti Teknologi Malaysia. Thesis.
Ng’oma, A. (2002). Design of a radio-over-fiber system for wireless LANs, Technische Universiteit Eindhoven