Review : Love, Curse & Hocus Pocus – Karla M. Nashar

And what would you do, if I told you I have no intention to kiss you?”

“Kurasa… aku akan membuatmu mengubah keputusanmu itu.”

Ketika Troy Mardian dan Gadis Parasayu yang saling membenci harus terbangun dalam keadaan bugil dengan memori kabur akan pernikahan mereka, reaksi pertama mereka adalah berteriak histeris. Mereka curiga jika semua keanehan itu berkaitan dengan wanita gipsi tua yang mereka tertawai pada acara ulang tahun kantor mereka.

Untunglah mimpi dan realita yang tumpang tindih mempermainkan akal sehat mereka itu segera berakhir, dan membawa mereka kembali ke dunia nyata. Kali ini Troy dan Gadis yakin semua keanehan yang mereka alami itu telah berakhir. Setidaknya demikian, hingga tugas kantor membawa mereka ke negara para Duke dan Duchess, Inggris.

Dalam penerbangan yang melewati turbulensi ekstrem dan nyaris merenggut nyawa, keduanya dipaksa berpikir ulang tentang perasaan masing-masing.

Meskipun mereka saling membenci sejak pandangan pertama, mungkinkah berbagai peristiwa aneh tersebut justru mengubah rasa tidak suka mereka menjadi cinta?

Dan ketika Troy dan Gadis mengira hidup mereka sudah mencapai puncak kebahagiaan tertinggi, nun jauh di sana, sayup-sayup suara gemerencing lonceng perak kecil milik si gipsi misterius kembali membelah pekatnya malam…

Lalu apa kira-kira yang akan terjadi pada Troy dan Gadis kali ini?

Cring… cring… cring… Beware!

Love, Curse, & Hocus Pocus – Book Cover

Buku ini adalah sekuel dari Love, Hate, & Hocus Pocus, yang epilognya masih menggantung *menurut saya*. And so, when this book is published, I’m so happy ~\^o^/~

Kisah Troy dan Gadis kali ini bersetting di Inggris, di mana mereka mencari wanita gipsi yang mengisi acara ulang tahun BPI untuk mencari jawaban atas semua yang telah terjadi. Di perjalanan, karena turbulensi pesawat yang hebat, Troy dan Gadis mengalami “mimpi” tentang masa depan mereka, di mana mereka sudah berkeluarga dan memiliki anak.

Scene mimpi itu berkelebat di benak Gadis dan Troy, bahkan saat mereka dalam kondisi sadar. Kehadiran Putra yang berniat melamar Gadis, dan Lucinda, yang masih mengharapkan Troy, membuat mereka ingin menemukan apa yang sebenarnya terjadi, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk mencari jawaban ke wanita gypsi tersebut. Perjalanan ini membuat mereka sadar dan jujur terhadap perasaan masing-masing.

Here are some quotes I love from this book 😀

Melabeli itu berarti memberikan batasan pada sesuatu. Banyak hal dalam hidup ini yang tidak bisa dilabeli dengan kata-kata yang punya keterbatasan. Padahal untuk bisa memahami hal-hal yang tidak bisa dilabeli, kita hanya perlu jujur merasakannya dengan hati. Sesederhana itu. — Lyubitshka, page 336

Love is simple, but most people tend to overanalyze it  — Lyubitshka, page 338

Karena kamu adalah realitaku, Gadis. Kamu memberikan definisi kehidupan yang sebenarnya bagiku  — Troy, page 396

Overall, novel ini sangat menghibur, walaupun tebal, tapi membaca novel ini tidak membosankan, ada hal-hal yang berbeda yang saya baca di setiap perjalanan Troy dan Gadis menemukan Lyubitshka. Jika dibandingkan dengan prekuelnya, alur buku ini memang lebih “lambat”, but both are fine, karena di novel ini lebih ke dalam pencarian jawaban keduanya, sementara di buku sebelumnya harus membongkar kejanggalan di dunia farmasi. In the end, this book is recommended!

Review: Tere Liye-Sunset Bersama Rosie

Tonight, 22.30 WIB, selesai membaca novel karangan Tere Liye yang berjudul Sunset Bersama Rosie ini jadi nggak bisa tidur, dan nyesek.

Sunset Bersama Rosie-Cover

Sunset Bersama Rosie, menceritakan kisah Tegar, Rosie, Nathan, Sekar, dan keempat putri Rosie. Tegar dan Rosie, sahabat masa kecil dari Gili Trawangan, salah satu pulau dari gugusan pulau indah di Lombok. Tegar, menyimpan perasaan pada Rosie selama 20 tahun, dan berniat menyatakannya saat matahari terbit di Gunung Rinjani. Tapi, Nathan, yang baru dua bulan berkenalan dengan Rosie, lebih dulu mengutarakan perasaannya saat matahari terbenam. Sejak saat inilah Tegar menghilang dari kehidupan Rosie dan Nathan.

5 tahun berselang, Rosie dan Nathan berhasil melacak posisi Tegar. Setelah 5 tahun, Tegar pun kembali menjadi bagian dari keluarga mereka. Selama 13 tahun, Rosie dan Nathan membangun keluarga bahagia bersama keempat putrinya, Anggrek, Sakura, Jasmine, dan Lili. Kebahagiaan itu lenyap tak bersisa ketika saat ulang tahun pernikahan yang ke-13, bom bali merenggut Nathan dari keluarga ini. Tegar bergegas ke Bali, mencari Rosie dan keluarganya. Begitu mendadak hal itu hingga Ia lupa akan hari pentingnya, pertunangan dengan Sekar keesokan harinya.

Rosie, yang tak dapat menerima hal itu menjadi depresi dan harus dimasukkan ke dalam shelter perawatan. Tegar pun membatalkan janjinya dengan Sekar, pindah ke Gili Trawangan dan menjadi pengganti orangtua bagi keempat putri Rosie. Perjuangan Tegar berjalan dengan lancar, hingga masa lalu menguak muncul dan mengancam kebahagiaan mereka. Bagaimanakah kisah Tegar dan Rosie, kini setelah semuanya terungkap? Siapakah yang dipilih Tegar, Rosie dan putri-putrinya, ataukah Sekar yang setia menunggu dan menciptakan kesempatan untuknya?

Tere Liye membawakan tema “tak bisa move on” dengan gaya yang berbeda dan mengaduk emosi pembaca. Dalam beberapa bagian, saya terpaksa harus berhenti sejenak dan menarik nafas panjang *gara-gara nangis, hihi :p*. Tak jarang, saya merenung, apakah yang akan saya lakukan jika scene itu yang terjadi di kehidupan saya? Alur ceritanya sangat pas, penokohan yang tepat serta latar tempat Pulau Lombok dan Bali yang indah juga mendukung kekuatan novel ini.

Novel ini sarat dengan makna, mulai dari arti kehilangan, kesetiaan, cinta, rasa sakit, hingga maaf. Saya belajar tentang arti kehilangan dari cerita Tegar kepada keempat putri Rosie tentang Putri Nelayan. Saya belajar tentang kesetiaan dari Sekar, yang dalam diam menunggu Tegar menepati janjinya hingga 2 tahun menunggu.

Saya belajar tentang rasa sakit, dari Tegar yang kehilangan kesempatannya di Gunung Rinjani, dari Sekar yang menjadi bayang-bayang Rosie.

Bagi seorang gadis, menyimpan perasaan cinta sebesar itu justru menjadi energi yang hebat buat siapa saja yang beruntung menjadi pasangannya, meskipun itu bukan dengan lelaki yang dicintainya. Bagi seorang pemuda menyimpan perasaan sebesar itu justru mengungkung hidupnya. Selamanya — Oma, page 157

Apakah dunia memang begitu? Kita tidak akan pernah mendapatkan sesuatu jika kita terlalu menginginkannya. Kita tidak akan pernah mengerti hakikat memiliki, jika kita terlalu ingin memilikinya — Tegar, page 403

Saya belajar tentang cinta, dari Tegar kepada Rosie, dari Nathan kepada Rosie, dari Sekar kepada Tegar.

Dan saya belajar tentang maaf, dari Jasmine kepada teroris bom Bali.

Jasmine… Jasmine tidak akan membenci. Demi Paman Tegar yang mengajarkan Jasmine menyulam, merajut. Jasmine… Jasmine tidak akan pernah membenci Om. Karena Jasmine percaya apa yang Paman Tegar bilang. Sungguh percaya. Ayah, kata Paman Tegar, Ayah tersenyum senang di surga kalau Jasmine bisa memaafkan Om. — Jasmine, page 245

Hal utama yang saya dapat dari novel ini adalah, bahwa kesempatan itu kita yang menciptakan, dengan perantara takdir yang telah diatur oleh Allah SWT. Buatlah kesempatan selagi kamu bisa, dan ambillah kesempatan itu. Jangan sampai menyesali apa yang tidak dikerjakan dibanding yang dikerjakan.

Over all, this book is totally recommended!

Review: Andrei Aksana-Sebagai Pengganti Dirimu

Sebenernya baca bukunya Andrei Aksana ini sudah awal Januari yang lalu, tapi berhubung banyak tugas akhir dan ujian, baru sempat ngereview deh *alesan :p *

Sebagai Pengganti Dirimu – Cover

Judul: Sebagai Pengganti Dirimu
Penulis: Andrei Aksana
Tahun Terbit : 2011
Penerbit: PT Gramedia Pustaka utama
Tebal: 320 halaman

“Aku tak mungkin membebaskanmu,” desah Glenn kacau.
“Ibumu yang mengatur pernikahan ini. Dan bukan aku yang dipilih jadi suamimu, kan?”
“Aku nyaris direbut pria lain, Glenn!” pekik Sadira kesal.
“Aku mengandung anakmu! Dan kau tidak sanggup berbuat apa-apa!”

Kekasihnya menolak mengawini, meski telah menghamili. Ibunya menjodohkannya dengan pria lain yang tidak dicintainya. Akhirnya Sadira nekat melarikan diri dari rumah. Tepat di hari pernikahannya, ia kabur bersama sopir limusin pengantinnya. Sopir inilah yang mengubah hidup Sadira. Perhatian dan ketulusan Feran membuat Sadira sanggup menjadi ibu tunggal membesarkan Rava.

Namun di saat itulah Glenn muncul kembali, menghadirkan nostalgia cinta mereka. Pria yang dulu menolak Sadira, yang dulu mengingkari kehadiran buah hatinya, kini meminta Sadira untuk kembali padanya. Sadira terombang-ambing. Siapakah yang harus dipilihnya? Glenn, cinta pertamanya dan juga ayah Rava? Atau Feran, yang selama ini mencintai Rava seperti anak kandungnya sendiri?

“Izinkan aku menyembuhkan luka di hatimu, Sadi,” sergah Feran sedih. “Izinkah aku menggantikan tempat Glenn di hatimu.”

Sebagai Pengganti Dirimu. Betulkah cinta tak pernah tergantikan? Sekalipun telah menorehkan luka dan dendam?

Begitulah sinopsis yang ada di web resmi Andrei Aksana. Ya, buku ini bercerita tentang Sadira, anak bungsu pasangan suami istri kaya raya, Pramudya dan Astari, yang hidup di dalam “sangkar”. Sejak kecil semua keinginanya selalu dipenuhi, tak kurang suatu apapun. Ibunya menaruh harapan yang sangat besar pada Sadira, sehingga memberikan tuntutan agar Sadira menjadi yang terbaik, protektif, dan otoriter. Ayahnya, Pramuya tak berani melawan kehendak Astari karena merasa berhutang budi. 

Dimulai dengan hubungannya dengan Glenn, seorang pemuda yang satu kampus dengannya, Sadira yang sudah menginjak bangku kuliah pun mulai memberontak, ia tak mau lagi berada di dalam sangkar emas ibunya. Pada Glenn, ia menemukan seseorang yang menjadi tempatnya lari dari tuntutan ibunya. Glenn, di lain pihak, pada Sadira ia menemukan tempat pelarian dari sepinya kehidupan keluarganya. Karena terlalu bebas, Sadira pun hamil. Glenn, yang trauma dengan kondisi keluarganya, tidak mau bertanggung jawab.

Astari pun langsung mengambil tindakan, ia memaksa Sadira menikah dengan orang pilihannya. Di hari pernikahannya, Sadira memberontak, ia pun kabur bersama supir limousinnya, Feran. Sejak saat ini lah perjalanan Sadira dan Feran dimulai. Ketika Sadira sudah mulai mencapai kemandirian finansial, Glenn pun datang dan merayu Sadira dan Rava, anaknya untuk kembali bersamanya. Feran, dengan ketulusan hatinya, di lain pihak, mulai mengambil tempat di hati Sadira dan Rava.

Ketika akhirnya Sadira memilih, apakah pilihannya tepat untuknya, Rava, dan kedua lelaki tersebut? Just read the book and you’ll find the answer!

Di buku ini, Andrei Aksana juga memberikan CD lagu mengenai buku tersebut yang dinyanyikan sendiri olehnya, tapi sayangnya karena bukunya pinjam di perpus, jadi nggak bisa mendengarkan isinya 😦 Cerita dalam novel ini typical, alurnya bisa ditebak dari sinopsis yang ada, tapi Andrei Aksana bisa membawa cerita dengan tema yang “biasa” ini menjadi istimewa, dengan pesan yang bermakna, dan gaya cerita yang membius. Walaupun sudah bisa menebak akhir ceritanya, but I found myself happy and carried away by this book. Ceritanya ringan, and you’ll smile at the end of the story. For you who prefer reading light story, romance, and typical, this book is recommended!

Happy reading~ 😀

Review: Habibie dan Ainun

Hari Kamis, 3 Januari 2013 lalu di tengah jadwal kuliah yang menggila dan tugas yang membanjir *tsaah* akhirnya saya berkesempatan ke bioskop nonton Habibie dan Ainun, itupun dadakan gara-gara kuliah sorenya batal. Karena baru beli 15 menit sebelum filmnya dimulai, kami dapat kursi di deretan H. Nggak papa lah ya, daripada nggak dapet kursi :p

Habibie dan Ainun Movie Poster

Habibie dan Ainun adalah sebuah film yang diangkat dari biografi Pak Habibie dengan judul sama, Habibie dan Ainun. Film ini berkisah tentang perjalanan cinta Pak Habibie dan (Almh.) Bu Ainun. Perjalanan ini dimulai dari mereka “dijodohkan” oleh guru mereka di masa SMP, ketika itu Habibie tidak suka dan mengejek Ainun seperti gula jawa 😀 Mereka kemudian berpisah, karena Habibie melanjutkan kuliah di Jerman. Di tengah perkuliahan, Habibie terinfeksi TBC dan harus pulang ke Indonesia. Saat inilah Habibie bertemu dengan Ainun yang saat itu telah menjadi seorang dokter di Bandung. Di sini diperlihatkan proses pendekatan dan perjuangan Habibie melamar Ainun sampai akhirnya mereka menikah dan hidup di Jerman.

Kehidupan Habibie dan Ainun di Jerman sangat sederhana, karena pada masa itu Habibie masih meniti karir. Kehidupan mereka semakin lama semakin membaik hingga saat Presiden Soeharto memanggil Habibie pulang ke Indonesia untuk membangun negeri di bidang transportasi udara. Di film ini juga diperlihatkan perjuangan Habibie di Indonesia mulai pembangunan pesawat perdana N250 Gatotkaca hingga saat-saat Habibie menjadi Presiden Indonesia yang ke-3. Di lain pihak, penyakit kanker ovarium yang menyerang Ainun mulai parah. Di saat inilah, kisah cinta mereka diuji. Ainun sakit dan harus dirawat di Jerman. Kisah dramatis Habibie dan kedua anaknya yang menemani Ainun hingga akhir hayat beliau sungguh menguras emosi penonton. Tak sedikit penonton yang menitikkan air mata melihat film ini *termasuk saya juga sih :p*

Film ini sangat bagus, dengan tata film yang indah dan sesuai dengan tahun kejadian, hingga akting pemainnya. Reza Rahadian memerankan Habibie dengan sangat baik. I can see Mr. Habibie over Reza Rahadian act. It is sooooo awesome 😀 cara berjalan, berbicara, bersikap, sungguh mirip dengan Pak Habibie yang sebenarnya. Begitu bersinarnya Reza di film ini, sehingga menurut saya Bunga Citra Lestari tertutup, aktingnya kurang kuat sebagai pendamping Pak Habibie *ini pandangan orang awam sih yaa :D*

Yang saya rasa mengganggu dari film ini adalah penempatan sponsor di scene tertentu secara frontal dan sangat dipaksakan. Tapi memang sih, saya rasa budget film ini sangat besar, sehingga membutuhkan sponsor yang lumayan. Akan tetapi lebih baik jika penempatan produk sponsor sangat halus dan tidak dipaksakan sehingga penonton tetap nyaman melihatnya. Alur kisahnya berjalan dengan lambat di awal, cepat di bagian tengah ketika Habibie kembali ke Indonesia, dan melambat lagi saat Ibu Ainun dirawat di Jerman.

Terlepas dari sedikit kekurangan film ini, Faozan Rizal dan kru film Habibie dan Ainun telah bekerja dengan sangat baik membawa perjalanan cinta Pak Habibie dan Almh. Bu Ainun ke layar. This movie is sooo worth to watch!! 😀